pura malen

Author : cerita hidup





           pura malen adalah nama sebuah pura di desa pujungan,kecamatan pupuan ,kabupaten tabanan,bali. pura malen tepat nya terletak sekitar 1 kilo dari desa pujungan (sekitar 15 menit dengan kendara,an bermotor)   dan berada tepat di bawah kaki gunung batukaru.                                                           pura malen merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di pupuan selain objek wisata air terjun blemantung . pura malen telah ada berabad-abad yg lampau di desa pujungan  nama pura malen sendiri  menurut masyarakat disana di ambil dari 2 patung kecil yg ada di kori pura tsb yg berbentuk tokoh pewayangan tualen.  dan pada sa,at purnama kapat atau hari raya bagi seluruh umat hindu di bali, maka masyarakat pujungan akan melakukan persembahyangan ke pura gunung batukaru atau di sana lebih akrab di panggil gunung pucak, maka dari itu tidak bisa tidak jika dari pujungan pasti harus melewati pura malen tsb. bahkan masyarakat dari desa tetangga pun seperti desa batungsel, dan pupuan juga lewat sana meskipun di desa batungsel ada akses lain menuju gunung batukaru namun dengan melalui desa pujungan akan menjadi lebih efisien dan ringan , ringan karna  jika dari desa pujungan mereka bisa mengendarai motor atau mobil  setidak nya sampai pura malen, baru kemudain melan jutkan pendakian ke gunung batukaru jadi lebih singkat.                                                                                                     pura malen sendiri dulu merupakan sebuah hutan rawa  yg belukar belukar di sekitar nya dan  konon kata penduduk sekitar ada macan yg menunggui nya secara niskala(ghaib)  meskipun hewan seperti kijang, babi hutan dan ayam hutan juga sering di temukan.                                                                       pura malen kini telah dirombak menjadi tempat wisata  sengaja atau tidak namun pura ini cukup menjanjikan bagi  wisatawan mancanegara untuk berkunjung,  sebab masih virgin atau belum ter jamah                                                                                                                                                           apa saja keindahan pura malen????? pura malen telah di rombak sedemikian rupa sehingga dari ketinggian masyarakat dapat melihat  seluruh kawasan pupuan dengan  udara sejuk,,juga pengunjung dapat melihat proyek ayam batungsel yg besar dan terkenal di pupuan itu dan  juga melalui ketinggian di kaki gunung batukaru, tempat nya luas dan ada
bale bengong sehingga pengunjung dapat menyaksikan panorama alam sembari menikmati makanan bekal nya                                   dan paling penting kini pura malen telah di semen baik jalan menuju kesana maupun tempat nya sendiri , pura malen paling ramai di kunjungi  pada hari libur dan manis galungan dan kuningan jadi jangan heran jika pada sa,at seperti itu anda disana akan melihat  banyak pengunjung dan muda-mudi dari sana yg asik beroman.                                                   dan pada tgl 25 september 2010 saya ke ke pure malen untuk  liburan ternyata kini telah di bangun patung yg sangat cantik dan artistik yaitu dua buah patung tentara dan 2 buah patung macan berwarna hitam dan yg satu berwarna belang mengapit sebuah patung serimpu . melambangkan penjaga-penjaga setia pura malen . dan dari kejauhan nampak di sebelah utara nya berdiri kokoh patung dewa siwa berwarna putih  yg di bangun oleh wayan sutarja.                                            Tak jauh dari pintu gerban bambu sekitar sepuluh meter di depan, sudah tampak patung Dewa Siwa berwarna putih duduk bersila beralaskan kepala Singa lengkap dengan senjata.

Patung Desa Siwa yang menghadap ke barat daya itu juga dilengkapi seekor ular cobra. Selain Patung Dewa Siwa dibagian bawah juga terdapat Patung Dewi Sri dan Patung seorang yogi sedang khusuk bertapa semadi.

Sementara itu di bagian barat areal patung terdapat satu bangunan berbentuk lumbung padi. Hamparan pemandangan luas terlihat dari bagunan yang terbuat dari kayu dan beratap ijuk itu.

“Kalau cuaca cerah dari sini dapat kita lihat tujuh Gunung yang ada di Jawa, termasuk Gunung Semeru,” jelas Sutarjana mengawali pembicaraan.

Diceritakannya, awal mulanya membangun tempat meditasi patung Dewa Siwa semenjak Ia mendapatkan Pretima (Arca-red) Dewa Siwa. Arca Dewa Siwa yang terbuat dari perunggu itu ditemukannya tahun 1993 silam.

Kala itu ia disuruh menggarap lahan milik temannya. Saat itulah ia mendapatkan arca tersebut. Setelah menemukan Arca Dewa Siwa yang menurutnya berkah luar biasa itu, kemudian timbul niatnya membangun Patung Dewa Siwa di tempat ditemukan arca tersebut.

“Saya juga tidak mengerti kok bisa membeli tanah ini dan memilikinya,” jelasnya keheranan. Saat itulah keinginannya semakin kuat untuk membuat patung Dewa Siwa seperti yang ada di Arca yang didapatkanya. Ia yang menekuni dunia spiritual dan meditasi sejak usia muda, kemudian memutuskan membangun Patung Dewa Siwa.

Pembangunanya pun dimulai dari tahun 2008 lalu. “Keinginan kuat membangun tempat meditasi ini juga didasari wangsit dari Tuhan dalam manispestasinya sebagai Dewa Siwa,” jelasnya.

Kejadian aneh pun mulai dirasakannya, saat pertama meletakan dasar batu untuk mengawali pengerjaaan. “Belaui (Dewa Siwa) pas berada di atas berputar putar saat batu pertama akan diletakan,” katanya mengisahkan.

Ditambahkannya, pengerjaan patung Dewa Siwa beserta yang lain hanya dikerjakan oleh lima orang dan mampu diselesaikan dalam waktu yang tidak begitu lama . Setelah pembangunan Patung Dewa Siwa rampung, Ia kembali mendapatkan pawisik untuk membuat patung Seorang Yogi sedang bertapa.

“Pembuatannya tidak ada masalah semuanya lancar-lancar saja,” jelasnya. Setelah areal ini selesai dibangun, Ia pun heran entah dari mana para pengunjung yang ingin bermeditasi berdatangan. Tidak saja dari Bali tapi dari Jawa, Jakarta, bahkan dari luar negeri banyak yang datang ingin bermeditasi disini.

“Menurut pengakuan mereka yang datang kesini, mereka belum tahu sebelumnya tempat ini. Namun karena ada sebuah kekuatan besar sehingga mereka sampai disini dan melakukan meditasi,” jelasnya keheranan.

Ia pun menegaskan tempat meditasi ini bukanlah untuk dikomersilkan. “Siapa pun boleh datang kesini untuk meditasi, kalau orang Hindu ya minimal membawa canang, biasanya kalau orang yang belum tahu cukup datang saja dan mereka saya silahkan meditasi sendiri,” tambahnya.

Ditegaskanya lagi, tidak ada pemangku atau pemimpin saat melangsungkan meditasi. Ia menyerahkan kepada masing-masing yang datang melakukan meditasi asalkan dengan tertib dan tidak melakukan hal-hal yang tidak patut. Bagi wanita yang sedang datang bulan, Ia pun melarang tidak boleh masuk ke lokasi.

Beberapa orang yang datang dan melakukan meditasi di tempat yang disebutnya Dukuh Gedong Batukaru sempat menawarinya bantuan dana. Namun dirinya belum berani merima karena selama ini dana pembangunan tempat tersbut murni dari dirinya sendiri.

“Ada banyak yang ingin menyumbang, bukannya saya sombong mungkin karena sudah diatur oleh Beliau (Dewa Siwa) sehingga pembangunanya lancar sampai sekarang,” tegasnya.

Dirinya pun berkeyakinan tempat Dukuh Gedong Batukaru menjadi pusat sepiritual dan meditasi dunia. “Semua ini kami lakukan untuk mengabdi kepada Tuhan, karena ini merupakan tugas yang harus dikerjakan,” pungkasnya. (nod)